Pengelolaan Muatan Lokal dalam Kurikulum Merdeka: Menyemai Kearifan Lokal untuk Generasi Masa Depan


Dalam era Kurikulum Merdeka, pendidikan tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian akademik semata, tetapi juga pada penguatan karakter dan pelestarian budaya lokal. Salah satu wujud konkret dari upaya ini adalah melalui pengembangan dan pengelolaan muatan lokal (mulok) yang relevan dengan potensi dan keunikan daerah. Muatan lokal menjadi jembatan antara kebijakan nasional dan realitas lokal, memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengenal, mencintai, dan mengembangkan lingkungannya.

Kajian dan Landasan Regulasi
Implementasi muatan lokal dalam satuan pendidikan mengacu pada berbagai regulasi penting, seperti Permendikbudristek No. 5, 7, 16, dan 21 Tahun 2022 serta Kepmendikbudristek No. 56/2022 Jo. 262/2022 Jo. 12/2024. Regulasi tersebut mengatur standar isi, proses, kompetensi lulusan, dan penilaian dalam Kurikulum Merdeka.
Muatan lokal sendiri didefinisikan sebagai mata pelajaran atau bahan kajian yang mengangkat kekayaan dan potensi lokal. Materi ini dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan lokal dan membekali mereka dengan keterampilan yang relevan dengan konteks daerah.

Implementasi dalam Kurikulum Merdeka
Dalam Kurikulum Merdeka, satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk mengajukan usulan muatan lokal kepada pemerintah kabupaten/kota. Usulan ini disusun berdasarkan hasil analisis konteks dan identifikasi potensi daerah. Pemerintah daerah kemudian menetapkan muatan lokal yang dapat berdiri sendiri sebagai mata pelajaran atau diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain.
Pengembangan muatan lokal harus dilaksanakan secara kolaboratif oleh tim pengembang kurikulum di sekolah, melibatkan komite sekolah, narasumber, serta pihak terkait lainnya. Pemerintah daerah dan provinsi turut berperan dalam merumuskan kompetensi dasar, menyusun silabus, serta menyediakan buku teks muatan lokal.

Prinsip dan Manfaat Pembelajaran Muatan Lokal
Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal dalam Kurikulum Merdeka didasarkan pada prinsip:
Berkesadaran, di mana peserta didik aktif dan memiliki kesadaran untuk belajar secara mandiri.
Bermakna, dengan menekankan penerapan pengetahuan dalam kehidupan nyata.
Menggembirakan, melalui suasana belajar yang positif dan menyenangkan.

Manfaat pengembangan muatan lokal antara lain:
Memperkuat karakter nasionalis dan jati diri peserta didik.
Mengembangkan potensi individu sesuai bakat dan minat.
Meningkatkan keterampilan berpikir kritis, sosial, dan budaya.
Menjaga eksistensi bahasa daerah serta memperkuat kearifan lokal.

Tantangan dan Rekomendasi
Meskipun memiliki banyak manfaat, implementasi muatan lokal menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya, belum optimalnya peran pemerintah daerah, serta minimnya bahan ajar yang sesuai. Oleh karena itu, diperlukan:
Dukungan kebijakan yang kuat dari pemerintah pusat hingga daerah,
Keterlibatan aktif guru melalui kegiatan MGMP/KKG,
Kolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga terkait dalam pengembangan kurikulum dan bahan ajar,
Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai.


Penutup
Muatan lokal adalah fondasi penting dalam membangun pendidikan yang berakar pada budaya, namun tetap adaptif terhadap perubahan zaman. Dalam semangat Kurikulum Merdeka, muatan lokal bukan hanya pelengkap, tetapi bagian esensial dalam membentuk generasi yang berkarakter, kritis, dan mencintai tanah kelahirannya.

Cara Membuat RPP Berbasis Pembelajaran Mendalam


Pembelajaran Mendalam mengedepankan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan serta menekankan tahapan memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. RPP yang disusun dengan pendekatan ini harus bersifat holistik dan kontekstual.

1️⃣ IDENTIFIKASI
Peserta Didik: Kenali kesiapan belajar, minat, latar belakang, dan kebutuhan belajar mereka.
Materi Pelajaran: Analisis jenis pengetahuan (esensial, aplikatif, nilai dan karakter), keterkaitan dengan kehidupan nyata, serta relevansinya.
Dimensi Profil Pelajar Pancasila: Tentukan dimensi mana yang ingin dicapai (misalnya: berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dll).

2️⃣ DESAIN PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran (CP): Tentukan berdasarkan fase/jenjang.
Tujuan Pembelajaran: Rumuskan dengan kata kerja operasional, kondisi, dan indikator pencapaian.
Topik Pembelajaran: Pilih topik yang kontekstual dan lintas disiplin jika memungkinkan.

Praktik Pedagogis: Gunakan model seperti projek, inkuiri, kontekstual, problem-based, atau diferensiasi.
Kemitraan Pembelajaran: Sertakan kolaborasi dengan guru lain, masyarakat, atau mitra profesional.
Lingkungan Pembelajaran: Rancang integrasi ruang fisik, virtual, dan budaya belajar.
Pemanfaatan Digital: Sertakan aplikasi/alat digital untuk mendukung pembelajaran.

3️⃣ LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
🔹 Tahap AWAL (Berkesadaran, Bermakna, Menggembirakan)
Apersepsi dan motivasi dengan video, permainan, atau tanya jawab
Menyampaikan tujuan pembelajaran
🔹 Tahap INTI (Memahami, Mengaplikasi, Merefleksi) Memahami
Siswa mengakses pengetahuan dasar dari buku, diskusi, atau observasi
Menjawab pertanyaan pemantik, membuat peta konsep, dll
Mengaplikasi
Siswa menerapkan pengetahuan melalui proyek, studi kasus, simulasi, wawancara, atau eksplorasi
Merefleksi
Siswa menuliskan jurnal, mempresentasikan hasil, menerima umpan balik, dan menyusun rencana tindak lanjut
🔹 Tahap PENUTUP
Menyimpulkan pembelajaran
Menyusun rencana pembelajaran berikutnya bersama peserta didik
Memberikan penghargaan atas keterlibatan siswa

4️⃣ ASESMEN PEMBELAJARAN
Gunakan tiga pendekatan asesmen:
Assessment as Learning: jurnal reflektif, self-assessment
Assessment for Learning: observasi, pertanyaan diagnostik, peta konsep
Assessment of Learning: penilaian proyek, produk, presentasi, tes tulis/lisan

📌 Tips:
Gunakan format RPP 1 lembar atau RPP lengkap sesuai kebutuhan sekolah.
Gunakan kata kerja tingkat tinggi (HOTS) dalam tujuan dan kegiatan belajar.
Gunakan media digital seperti LMS, Padlet, Quizziz, Canva, dll untuk keterlibatan siswa.

https://lynk.id/muh.anas13

Menuju Pendidikan Bermutu: Implementasi Pembelajaran Mendalam di Indonesia


Dalam rangka menghadapi tantangan abad ke-21 dan menyongsong Visi Indonesia Emas 2045, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia meluncurkan panduan terbaru bertajuk "Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua." Panduan ini menjadi acuan penting bagi pendidik di seluruh jenjang untuk mengembangkan proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.

Apa Itu Pembelajaran Mendalam?
Pembelajaran Mendalam adalah pendekatan pendidikan yang menekankan proses belajar yang holistik melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga. Tujuannya bukan sekadar mengejar capaian kognitif, tetapi juga membentuk karakter dan kompetensi masa depan melalui pengalaman belajar yang autentik, reflektif, dan relevan dengan kehidupan nyata.

Mengapa Pembelajaran Mendalam Dibutuhkan?
Hasil survei PISA 2022 menunjukkan bahwa mayoritas peserta didik Indonesia masih berada pada level keterampilan berpikir rendah. Untuk itu, pendekatan ini hadir guna meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS), kreativitas, dan kemampuan menyelesaikan masalah secara mandiri.

Pilar Pembelajaran Mendalam
Berfokus pada Profil Lulusan: Mengembangkan delapan dimensi, mulai dari keimanan, kewargaan, hingga komunikasi.
Tiga Prinsip Utama: Berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan dalam setiap tahapan belajar.
Tiga Tahapan Belajar: Memahami, mengaplikasi, dan merefleksi untuk mendalamkan pengetahuan.
Empat Kerangka Pembelajaran: Praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan belajar yang inklusif, dan pemanfaatan teknologi digital.

Peran Guru dalam Pembelajaran Mendalam
Guru tidak lagi sekadar sebagai penyampai materi, melainkan:
Aktivator: Membangkitkan semangat dan rasa ingin tahu peserta didik.
Kolaborator: Menjalin kerja sama dengan orang tua, komunitas, dan dunia kerja.
Pengembang Budaya Belajar: Menciptakan ruang belajar yang memfasilitasi eksplorasi, kreativitas, dan refleksi.
Implementasi di Semua Jenjang
Dokumen ini juga menyediakan contoh implementasi pembelajaran mendalam mulai dari jenjang PAUD hingga pendidikan khusus. Pada jenjang SMK, misalnya, pendekatan ini diintegrasikan dengan dunia kerja melalui proyek berbasis industri yang menekankan pada problem solving dan kreativitas.

Arah Masa Depan Pendidikan Indonesia Melalui Pembelajaran Mendalam, Indonesia bergerak menuju transformasi pendidikan yang tidak hanya mengejar pengetahuan, tetapi juga karakter, kolaborasi, dan keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan emosional.